Beberapa
candi di Jawa Timur, terutama yang terletak di sekitar kota Malang,
mempunyai kaitan sejarah yang erat dengan Kerajaan Singosari. Dinasti
Singosari merupakan keturunan Ken Dedes dengan kedua suaminya, Tunggul
Ametung dan Ken Arok. Sejarah kerajaan ini melahirkan legenda tentang
keris buatan Mpu Gandring yang sangat terkenal di kalangan masyarakat
Jawa Timur.
Candi Singosari terletak di desa
Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, sekitar 9 km dari
kota Malang ke arah Surabaya. Ditemukan pada sekitar awal abad 18 (tahun
1800-1850) oleh orang Belanda dengan sebutan Candi Menara. Candi ini
juga dikenal dengan nama Candi Cungkup. Kedua nama ini menunjukkan bahwa
Candi Singosari adalah candi yang tertinggi pada masanya, setidaknya
jika dibandingkan dengan candi lain di sekelilingnya. Akhirnya nama yang
dipakai hingga sekarang adalah Candi Singosari karena letaknya di
Singosari.
Para
ahli purbakala memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 1300 M,
sebagai persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Singasari.
Candi Singosari merupakan kompleks percandian yang luas. Di dalam
kompleks tersebut terdapat tujuh buah bangunan candi yang sudah runtuh
dan banyak arca berserakan di sekitarnya. Salah satu dari tujuh candi
yang dapat diselamatkan dari kemusnahan adalah candi yang sekarang kita
sebut Candi Singosari ini.
Bangunan Candi Singosari terletak di
tengah halaman. Tubuh candi berdiri di atas batur kaki setinggi sekitar
1,5 m, tanpa hiasan atau relief. Tangga naik ke selasar di kaki candi
tidak diapit oleh pipi tangga dengan hiasan makara seperti yang terdapat
pada candi-candi lain. Pintu masuk ke ruangan di tengah tubuh candi
menghadap ke selatan, terletak pada sisi depan bilik penampil (bilik
kecil yang menjorok ke depan). Pintu masuk ini terlihat sederhana tanpa
bingkai berhiaskan pahatan. Di atas ambang pintu terdapat pahatan kepala
Kala yang juga sangat sederhana pahatannya.
Di
kiri dan kanan bilik pintu, terdapat relung tempat arca tanpa bingkai
dan hiasan kepala Kala. Relung serupa juga terdapat di ketiga sisi lain
tubuh Candi Singosari namun dengan ukuran lebih besar, dan dilengkapi
hiasan kepala Kala yang sederhana di atas ambangnya.
Menariknya, jika dilihat sepintas
bangunan Candi Singosari seolah bersusun dua, karena bagian bawah atap
candi berbentuk persegi, menyerupai ruangan kecil dengan relung di
masing-masing sisi. Tampaknya relung-relung tersebut semula berisi arca,
namun saat ini keempatnya dalam keadaan kosong. Di atas setiap ambang
relung terdapat hiasan kepala Kala dengan pahatan yang lebih rumit.
Puncak atap sendiri berbentuk meru bersusun, makin ke atas makin
mengecil. Sebagian puncak atap terlihat sudah runtuh.
Situs ini pernah dipugar oleh pemerintah
Belanda pada tahun 1930-an, akan tetapi pemugaran yang dilakukan
hasilnya belum menyeluruh. Di sekeliling halaman candi masih berjajar
tumpukan batu yang belum berhasil dikembalikan ke tempatnya semula. Di
halaman Candi Singosari juga terdapat beberapa arca yang sebagian besar
dalam keadaan rusak atau belum selesai dibuat. Di antaranya arca Durga,
Lembu Nandini, serta arca Syiwa dalam berbagai posisi dan ukuran.
Sekitar
300 m ke arah barat dari Candi Singosari terdapat dua arca Dwarapala
(raksasa penjaga gerbang) dalam ukuran yang sangat besar. Konon berat
masing-masing arca mencapai 40 ton, dengan tinggi 3,7 m dan lingkar
tubuh terbesar mencapai 3,8 m. Letak kedua patung tersebut terpisah
sekitar 20 m (sekarang dipisahkan oleh jalan raya). Diduga kedua arca
ini merupakan penjaga gerbang masuk ke istana Raja Kertanegara
(1268-1292) yang letaknya di sebelah barat kedua patung tersebut.
Untuk menuju Candi Singosari dapat
ditempuh dengan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Dari
kota Malang, arahkan kendaraan Anda menuju jalan Malang-Surabaya hingga
menemukan Pasar Singosari. Situs ini berada tidak jauh dari pasar,
kira-kira 500 m sebelah utara pasar. Karena letaknya yang berada pada
jalan poros Surabaya-Malang maka semua trayek bus dari dan ke kota
Malang pasti melewati Singosari. Hal ini memudahkan wisatawan yang ingin
naik angkutan umum untuk sampai di lokasi candi. Anda dapat naik bus
berkode SKL jurusan Singosari-Ketangi-Landungsari dari Terminal Malang
dan turun di depan Pasar Singosari. Atau jika Anda dari Terminal
Arjosari bisa naik angkutan kota jurusan Glugur-Langlang-Arjosari (GLA )
atau jurusan Lawang-Arjosari (LA).
0 Response to "Candi Singosari, Bukti Kejayaan Dinasti Singosari di Masa Silam"
Posting Komentar