X-Steel - Wait -->

Candi Singosari, Bukti Kejayaan Dinasti Singosari di Masa Silam

candi-singosari
Jika Anda pecinta budaya dan sejarah, tentunya tahu salah satu kerajaan terkenal di Jawa Timur ini?  Ya, kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari. Kerajaan yang sempat berjaya pada masanya ini tak hanya meninggalkan cerita dan nilai-nilai sejarah yang mengagumkan namun juga meninggalkan bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri hingga kini. Adalah Candi Singosari, peninggalan kerajaan yang hingga kini masih bisa Anda lihat.

candi-singosari1 
Beberapa candi di Jawa Timur, terutama yang terletak di sekitar kota Malang, mempunyai kaitan sejarah yang erat dengan Kerajaan Singosari. Dinasti Singosari merupakan keturunan Ken Dedes dengan kedua suaminya, Tunggul Ametung dan Ken Arok. Sejarah kerajaan ini melahirkan legenda tentang keris buatan Mpu Gandring yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Jawa Timur.
Candi Singosari terletak di desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, sekitar 9 km dari kota Malang ke arah Surabaya. Ditemukan pada sekitar awal abad 18 (tahun 1800-1850) oleh orang Belanda dengan sebutan Candi Menara. Candi ini juga dikenal dengan nama Candi Cungkup. Kedua nama ini menunjukkan bahwa Candi Singosari adalah candi yang tertinggi pada masanya, setidaknya jika dibandingkan dengan candi lain di sekelilingnya. Akhirnya nama yang dipakai hingga sekarang adalah Candi Singosari karena letaknya di Singosari.

candi-singos 
Para ahli purbakala memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 1300 M, sebagai persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Singasari. Candi Singosari merupakan kompleks percandian yang luas. Di dalam kompleks tersebut terdapat tujuh buah bangunan candi yang sudah runtuh dan banyak arca berserakan di sekitarnya. Salah satu dari tujuh candi yang dapat diselamatkan dari kemusnahan adalah candi yang sekarang kita sebut Candi Singosari ini.
Bangunan Candi Singosari terletak di tengah halaman. Tubuh candi berdiri di atas batur kaki setinggi sekitar 1,5 m, tanpa hiasan atau relief. Tangga naik ke selasar di kaki candi tidak diapit oleh pipi tangga dengan hiasan makara seperti yang terdapat pada candi-candi lain. Pintu masuk ke ruangan di tengah tubuh candi menghadap ke selatan, terletak pada sisi depan bilik penampil (bilik kecil yang menjorok ke depan). Pintu masuk ini terlihat sederhana tanpa bingkai berhiaskan pahatan. Di atas ambang pintu terdapat pahatan kepala Kala yang juga sangat sederhana pahatannya.
arca-dewi-durga-singosari 
Di kiri dan kanan bilik pintu, terdapat relung tempat arca tanpa bingkai dan hiasan kepala Kala. Relung serupa juga terdapat di ketiga sisi lain tubuh Candi Singosari namun dengan ukuran lebih besar, dan dilengkapi hiasan kepala Kala yang sederhana  di atas ambangnya.
Menariknya, jika dilihat sepintas bangunan Candi Singosari seolah bersusun dua, karena bagian bawah atap candi berbentuk persegi, menyerupai ruangan kecil dengan relung di masing-masing sisi. Tampaknya relung-relung tersebut semula berisi arca, namun saat ini keempatnya dalam keadaan kosong. Di atas setiap ambang relung terdapat hiasan kepala Kala dengan pahatan yang lebih rumit. Puncak atap sendiri berbentuk meru bersusun, makin ke atas makin mengecil. Sebagian puncak atap terlihat sudah runtuh.
Situs ini pernah dipugar oleh pemerintah Belanda pada tahun 1930-an, akan tetapi pemugaran yang dilakukan hasilnya belum menyeluruh. Di sekeliling halaman candi masih berjajar tumpukan batu yang belum berhasil dikembalikan ke tempatnya semula. Di halaman Candi Singosari juga terdapat beberapa arca yang sebagian besar dalam keadaan rusak atau belum selesai dibuat. Di antaranya arca Durga, Lembu Nandini, serta arca Syiwa dalam berbagai posisi dan ukuran.
arca-dwarapala-singosari 
Sekitar 300 m ke arah barat dari Candi Singosari terdapat dua arca Dwarapala (raksasa penjaga gerbang) dalam ukuran yang sangat besar. Konon berat masing-masing arca mencapai 40 ton, dengan tinggi 3,7 m dan lingkar tubuh terbesar mencapai 3,8 m. Letak kedua patung tersebut terpisah sekitar 20 m (sekarang dipisahkan oleh jalan raya). Diduga kedua arca ini merupakan penjaga gerbang masuk ke istana Raja Kertanegara (1268-1292) yang letaknya di sebelah barat kedua patung tersebut.
Untuk menuju Candi Singosari dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Dari kota Malang, arahkan kendaraan Anda menuju jalan Malang-Surabaya hingga menemukan Pasar Singosari. Situs ini berada tidak jauh dari pasar, kira-kira 500 m sebelah utara pasar. Karena letaknya yang berada pada jalan poros Surabaya-Malang maka semua trayek bus dari dan ke kota Malang pasti melewati Singosari. Hal ini memudahkan wisatawan yang ingin naik angkutan umum untuk sampai di lokasi candi. Anda dapat naik bus berkode SKL jurusan Singosari-Ketangi-Landungsari dari Terminal Malang dan turun di depan Pasar Singosari. Atau jika Anda dari Terminal Arjosari bisa naik angkutan kota jurusan Glugur-Langlang-Arjosari (GLA ) atau jurusan Lawang-Arjosari (LA).

0 Response to "Candi Singosari, Bukti Kejayaan Dinasti Singosari di Masa Silam"

Posting Komentar